BerTuhan Tanpa Memaksa

 

Peringatan !

Jika anda adalah orang yang berpikiran sempit, mudah emosi dan pengikut agama yang fanatik, disarankan untuk tidak membaca tulisan ini, terima kasih.

 

Sebelum masuk ke dalam isi tulisan, penulis menyampaikan bawa apa yang ditulis adalah pengalaman pribadi penulis sendiri dan ini akan dijelaskan secara umum sehingga penulis berusaha untuk meminimalisir penggunaan ayat kitab suci yang diyakini oleh penulis sendiri dan yang terpenting semua orang memiliki cara untuk berTuhan selama itu mengarah pada kebenaran sehingga penulis tidak akan mengatakan bahwa cara BerTuhan para pembaca harus sesuai dengan cara BerTuhan yang penulis yakini.

 Sejak lama, penulis sudah mengetahui sosok yang biasa disebut Tuhan, tentunya karena dikenalkan oleh keluarga dan dengan “polos” mengikuti semua kegiatan keagamaan di gereja seperti misa atau kebaktian, sekolah minggu (di berbagai aliran gereja), namun, karena saking polosnya, penulis pernah menjadi fanatik sekali saat di bangku SMP, kebetulan saat SMP penulis hanya mengikuti satu aliran gereja dan enggan ikut kegiatan gereja lain, hingga akhirnya menjelang tamat SMP penulis menjadi bimbang, seperti apa cara berTuhan yang baik?, saat itu penulis sudah mengetahui konflik antar pengikut Yesus Kristus yang menerima paham Tritunggal dengan yang tidak menerima Tritunggal dan posisi penulis pada saat itu adalah tidak menerima paham Tritunggal, hingga akhirnya karena jenuh dengan konflik tersebut, penulis memilih menjadi orang yang hanya sekadar percaya Tuhan saja tanpa terikat paham yang disebut agama selama di bangku SMA dan pergi gereja saat sudah “diomeli” habis-habisan oleh orang tua (sederhananya penulis beragama secara administrasi saja dan teman-teman semasa sekolah tidak ada yang tahu saat itu, tidak tahu kalau sekarang).

Menjelang tamat SMA, penulis hampir tidak pernah berdoa (hampir, bukan berarti selalu tidak berdoa), walau menyebut Tuhan, penulis tidak pernah mengerti, sosok Tuhan mana yang penulis yakini, kemudian saat melanjutkan ke bangku kuliah di luar kota paham penulis dalam BerTuhan makin “ngawur”, ke gereja hanya buat isi waktu dan lihat wanita cantik saja :D , hingga akhirnya di tahun 2014, Tuhan mungkin ingin menyelamatkan anaknya yang nakal ini agar tidak semakin “ngawur” dalam BerTuhan. Jadilah sosok penulis yang akhirnya memutuskan untuk BerTuhan dengan serius, walaupun ada hal-hal yang biasa disebut dosa penulis lakukan juga, tapi dari sini 2014 penulis malah jadi fanatik lagi, pokoknya pendeta yang benar hanya itu, aliran gereja yang benar hanya ini dan lain-lain.

Namun, seiring berjalannya waktu di tahun 2017, penulis menyadari kesalahan ini dan mulai terbuka pada aliran agama apapun termasuk yang di luar kekristenan, penulis menyadari bahwa tidak ada pendeta, gereja, ataupun kelompok rohani yang sempurna, semua hanya bentukan manusia, penulis meyakini bahwa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh kelompok rohani manapun termasuk gereja, lalu apa pilihan penulis sekarang? Tentunya memilih Yesus Kristus sebagai penuntun. Lalu di mana penulis bisa menemukannya? Tentu selama penulis mengatakan hal itu ada dan membiarkan sosok itu masuk ke dalam diri penulis, maka Diapun ada di manapun sesuai dengan otoritasNya tanpa harus “diatur” atau “dijual” oleh manusia di mimbar agama termasuk gereja, lalu gereja mana yang menurut penulis benar? Sesungguhnya penulis ingin menyampaikan, sulit untuk menemukan (organisasi) gereja yang benar untuk situasi saat ini, karena sudah banyak gereja yang tidak “menghadirkan” Yesus Kristus  itu sendiri, tetapi secara pribadi, penulis memilih gereja yang “berusaha” untuk tidak terlalu melenceng dari ajaran Yesus. Kemudian Penulis ada di paham yang menerima Tritunggal atau menolak Tritunggal? Penulis hanya akan menjawabnya di forum terbatas, karena hal ini akan menjadi perdebatan di kalangan pembaca, terutama pengikut gereja yang “lupa” untuk menjadi pengikut Yesus Kristus. Lalu apakah kalian para pembaca harus mengikuti cara penulis dalam BerTuhan ? Silahkan tentukan sendiri cara BerTuhan para pembaca karena Tuhan menentukan jalan yang berbeda-beda terhadap umatnya sebab kitapun diciptakan berbeda dan di situlah kemampuanNya yang sangat luar biasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Membeli Kaset Pita di Salatiga

Pelajaran Penting dari permainan Top Eleven - Football Manager

Why God Choose Human With Sin?